Anda yang sangat ingin mahir berbahasa Inggris - ingin mampu membaca dan memahami bacaan dalam bahasa Inggris, mampu mendengar dan memahami kalimat dalam bahasa Inggris, dan mampu mengutarakan ide dan perasaan baik secara lisan maupun tertulis - wajib membaca artikel berjudul logika fasih berbahasa Inggris berikut ini.
Poin berikut ini adalah hal yang kerap kali disepelekan atau tidak diperhitungkan oleh pelajar bahasa Inggris. Padahal, poin ini sangat penting untuk menunjang semangat belajar.
Input - Intake - Output
Secara sederhana, input adalah semua yang diterima. Dalam hal ini, kita dapat menerima input dari dua cara - membaca dan mendengar. Intake adalah semua yang tinggal di kepala. Perlu diketahui bahwa tidak semua input dapat menjadi intake. Artinya, tidak semua yang diterima dapat kita pahami dengan baik. Terakhir, output adalah apa yang mampu kita produksi (melalui speaking dan/atau writing) berdasarkan apa yang telah kita terima dan yang berhasil kita pahami.
Secara logika, mustahil seseorang dapat memproduksi (output) bahasa baru tanpa adanya input dan intake. Hal ini perlu ditekankan mengingat banyak dari kalangan pelajar bahasa Inggris yang melabeli dirinya tidak pandai atau tidak berbakat dalam bahasa Inggris karena mereka tidak mampu memproduksi bahasa Inggris. Padahal, input dan intake mereka sangat kurang.
Dalam hal ini, dibutuhkan banyak repetisi agar otak terbiasa dengan input bahasa Inggris. Logikanya, semakin banyak input dan semakin sering input tersebut kita terima, maka semakin besar peluang input tersebut menjadi intake. Efeknya, otak kita dapat dengan mudah melakukan recalling terhadap input yang telah menjadi intake ketika kita akan melakukan output (writing dan/atau speaking).
Sebenarnya, logikanya hanya sesederhana itu saja. Meskipun sederhana, banyak dari kalangan pelajar yang terheran-heran dengan kemampuan berbahasa Inggrisnya - baik itu kemampuan pasif (listening dan reading) maupun kemampuan aktif (speaking dan writing).
Jam Sekolah
Jika hanya mengandalkan sekolah untuk mahir berbahasa Inggris, maka mari kita coba menghitung potensi “input-intake-output”-nya.
Katakanlah teman-teman belajar bahasa Inggris selama 2 jam untuk satu pertemuan. Dalam sepekan, terdapat 3 kali pertemuan. Ini berarti, total waktu yang teman-teman habiskan dalam sepekan adalah 6 jam atau 24 jam dalam sebulan.
Dari total waktu 720 jam dalam sebulan yang kita miliki, waktu belajar bahasa Inggris yang hanya 6 jam saja jelas tidak cukup untuk berada pada level native speaker.
Sampai disini, solusinya sudah sangat jelas. Intinya, jadilah realistis. Jangan mengharapkan hasil yang tidak sesuai dengan usaha. Jika teman-teman mampu lebih serius, investasikanlah sedikit waktu dan tenaga yang teman-teman miliki untuk lebih serius lagi dalam belajar. Percayalah bahwa segala hal yang teman-teman korbankan tidak akan sia-sia.